Sabtu, 09 Desember 2017

Kejamnya Jempol Saat Ini

 


Pagi tadi saya baru baca update dari salah satu karya penulis favorit saya Erisca Febriani di Wattpad, dan quote yang cukup terngiang di pikiran saya : "Zaman sekarang jempol itu lebih tajam daripada lidah." Dan CLING! Tiba-tiba terlintas di pikiran saya untuk membuat quote ini sebagai topik. Topik yang cukup menarik untuk di bahas, thanks kak Eris akhirnya saya bisa nemu topik untuk di tulis hahah. Tidak bisa dipungkiri memang kalo zaman sekarang jempol lebih kejam daripada lidah, sad but true :"D . Memang seiring perkembangan zaman dan teknologi, banyak orang berlomba-lomba mengetikkan kedua jempol tangannya diatas Smartphone mereka. Banyak orang saling menggunjing di Sosmed, Fitnah dimana-mana, Gosip semakin membuat tangan orang-orang yang melihat semakin panas dan gatal dan berakhir mengetikkan kedua jempolnya di Sosmed. Miris sekali dunia ini! Benar kata om Iwan Fales, memang sekarang kita memasuki Jaman Edan.

Zaman dulu orang harus berani saling memaki dengan Face to face, itupun kalo yang dimaki juga punya masalah sama kita, dan mereka hanya berani memaki kepada orang yang umurnya sepantaran ataupun lebih muda atau lebih rendah derajatnya. Tapi sekarang? orang-orang bahkan sudah berani menghujat Pemimpin, contohnya seperti yang dialami Presiden kita Bapak Jokowi. Dengan seenak jidatnya menggunjing dan memfitnah sesuka hati sendiri. Kalo tuh orang hidup di jaman Pak Harto mungkin yang tersisa tingga raganya doang. Padahal dalam agama kita di haruskan menghormati Pemimpin, bukannya malah Memfitnah dan menggunjing dengan bilang "Halah, pencitraan doang bisanya lu." Bukankah Indonesia ini negara dengan orang-orang yang beragama? Tapi kenapa masih banyak orang-orang yang berkelakuan seperti Tidak Beragama? Sungguh miris negara ini. Ah tidak, lebih tepatnya dunia ini.

Kasus kekejaman Jempol yang cukup menarik juga terjadi pada salah satu Artis Pedangdut dari tanah air, si A. Ngga perlu saya sebut nama lengkapnya pasti udah pada banyak yang tau. Saya disini bersikap netral dan tidak memihak siapapun. Tapi saya cukup kagum melihat si A, begitu banyak orang-orang yang menghujat dirinya, anak, adik, ibu, dan ayahnya selama beberapa tahun belakangan ini di Instagram dan yang menghina kebanyakan dari kalangan perempuan terutama Ibu-Ibu (Maaf, saya disini ngga maksud menjelekkan Ibu-Ibu). Tapi saya prihatin kenapa Ibu-Ibu zaman sekarang begitu sangat peduli dengan hidup orang lain yang gosipnya masih "katanya" dan "Denger-denger". Kalo bilang Katanya doang sih saya juga bisa, nih "katanya Si A udah nikah siri sama suami si B?", "Denger-denger si A habis pergi liburan bareng suami si B ke luar negeri." Dan dengan gampangnya orang-orang percaya dengan omongan modal embel-embel "katanya" dan "denger-denger" seperti diatas.

Balik lagi ke kasus Pak Jokowi, bukan hanya Ibu-ibu, tapi dari kalangan laki-laki juga tidak segan memfitnah dan mencaci maki di kolom komentar. Ada juga yang memanfaatkan meme sebagai media untuk menghina Pemimpin. Well, kalo pemimpin itu terbukti salah besar saya setuju-setuju saja jika pemimpin itu di hina, karena kalo di ingatkan doang mungkin ngga akan mempan kali ya. Tapi jika beliau tidak melakukan kesalahan yang terbukti ke rakyat, kenapa kita harus menghinanya? Dan yang paling bikin saya heran lagi, Pemimpin juga melakukan hal positif masih teteap di hina dan di bilang Pencitraan. Kalo memang pencitraan ya setidaknya beliau mau melakukan hal-hal positif, itupun jika beliau memang pencitraan.

Kalo diliat-liat emang kebanyakan yang kena Cyber Bullying itu Public Figure. Sebenernya masih banyak kasus-kasus yang seperti diatas seperti Ustadzah O dan juga Umi P (Istri Ustadz yang sudah lama meninggal). Saya memang hanya seseorang dari kalangan biasa dan tidak tau apa-apa. Tapi apa salahnya kalo kita ikut mengingatkan untuk mencegah melayangnya nyawa 1 orang karena terkena Cyber Bullying seperti yang terjadi pada Amanda Todd, dia memang bukan Public Figure tapi miris juga ya Cyber Bullying bisa membunuh nyawa orang lain. Semoga dengan tulisan saya ini bisa mengingatkan kalian seemua bahwa kita harus menjaga jempol-jempol kita dari hal-hal yang tidak di inginkan yang bisa mengakibatkan Cyber Bullying dan berakhir menghilangkan 1 nyawa. Naudzubillah! semoga jangan sampai terjadi sama kita-kita semua.

Sabtu, 25 November 2017

Ketika Semua Berubah

Hari ini, sabtu tanggal 25 November 2017 pukul 10:05 PM aku mengungkapkan kekecewaanku terhadap seseorang dengan menulis di Blog ini. Aku lebih suka berbagi dengan orang-orang yang mau membaca ataupun mendengarkan curahan hatiku daripada harus menulis di buku diary ataupun memendamnya, entahlah aku merasa sesak ketika memendam perasaanku sendiri. Mungkin banyak yang bilang lebih lega ngungkapin perasaan lewat tulisan tengan dengan pena dalam buku Diary, tapi tidak untukku.


Berubah? mungkin menurutku emang kamu berubah. Bukan mungkin saja, lebih tepatnya ia sekali.  Padahal dulu aku menganggapmu sebagai teman cowok terbaik yang pernah aku kenal. Jarang ada seorang laki-laki sebaik dirimu, kamu manly dan aku suka itu. Dan satu hal yang paling sangat aku suka darimu adalah kamu nggak pernah pilih-pilih teman sipapun itu. Mau cewek cantik, jelek, pinter, dan cewek sebodoh aku pun mau kamu jadikan teman dekatmu. Aku akui aku cuman cewek yang memang penuh kekurangan dan emang nggak sebanding dengan dirimu yang penuh dengan kelebihan. Kamu baik, memiliki otak pintar dengan IQ yang cukup tinggi, kamu berkarisma, dan mau bergaul dengan siapapun, "Itu definisi kamu buat saya Ndri, tapi sayangnya kenapa kamu mengecewakan saya dengan 1 kekurangan yang tak sebanding dengan kelebihanmu yang segelintir itu?".

Aku emang bukan siapa-siapa buatmu dan emang kita ngga lebih dari sekedar temen deket. Tapi aku merindukanmu yang dulu, aku merindukan kenangan yang masih tersisa di ingatanku. Kamu yang hangat dan perhatian, kamu yang selalu saling bercanda dan tertawa denganku, kamu yang mau mengajariku matematika dan kimia, pelajaran yang begitu membuatku paling lemah dalam pendidikan, jauh-jauh dengan mengayuh sepeda pancalmu itu tanpa menginginkan imbalan, kamu yang mau mengantarkanku pulang dengan sepeda pancalmu, kamu yang mau membujukku dengan memegang tanganku ketika aku marah, kamu yang benar-benar sabar mau mengajariku dengan penuh pengertian, kamu yang rela jalan kaki nyusul ke rumah buat jogging bareng padahal rumahmu cukup jauh, kamu yang ngga tega ninggalin aku pulang sendirian sampai-sampai kamu rela mengayuh sepedamu dengan pelan agar mengimbangi jalanku. Bukankah itu romantis? Aku lebih suka dengan pria yang mengayuh sepeda pancal daripada mengendarai sepeda motor. Sebenernya dari beberapa yang aku sebutkan diatas bukan buat aku doang, tapi aku merasa begitu spesial ketika diperlakukan seperti itu. Kamu baik, dan aku suka itu. Diam-diam aku mengagumimu selama 8 bulan ini.

Tapi sekarang? kamu berubah. Semenjak kamu bersama dia, pacar barumu. Kamu tidak lagi sama, dan kamu berbeda. Aku cukup lama mengenalimu dan aku bisa merasakan seberapa berubahnya dirimu. Hampir aku tidak mengenali dirimu yang aku kenal. Padahal aku berniat ingin mengungkapkan perasaan yang sudah lama tak tersampaikan, tapi harus kuurungkan niatku karna kamu sudah memiliki yang baru. Sebagai temanmu aku emang ngga bisa berbuat apa-apa. Dan aku emang ngga berhak untuk mengatakan "sikap lu kok berubah sih ke gue? lu sekarang bukan ***** yang gue kenal selama ini". aku kecewa, tapi ngga bisa berbuat apa-apa untuk mengatakan "gue kecewa sama lo." Dengan tanpa rasa bersalah kamu mengatakan kata-kata yang kasar kepadaku dengan wajah seriusmu, hey aku hanya ingin menyapamu dengan nada bercanda. kamu ngga perlu memperlihatkan wajah seriusmu itu karna aku menbencinya apalagi dengan kata-kata yang kasar. Sikapmu yang begitu dingin benar-benar berbeda dari sikapmu kepadaku seperti biasanya. Aku benci tatapan dinginmu itu karena kamu tak pernah menunjukannya sedikit pun kepadaku semenjak dari awal aku mengenalmu. Sempat terpikir olehku sejenak "Apa Salahku? Kenapa sikapmu sekarang begitu berbeda?".


Cewek akan terluka ketika mendapatkan kata-kata kasar dari cowok yang ia sukai. Harusnya kamu tau itu. Begitu lemahnya dirimu ketika mendapatkan wanita yang kamu cintai. Semoga kamu tidak menyesal dengan pilihanmu. Aku berharap dengan kedatangan wanita yang kamu cintai bisa membuat sikap dan sifatmu menjadi lebih baik lagi, bukan malah sebaliknya.