Zaman dulu orang harus berani saling memaki dengan Face to face, itupun kalo yang dimaki juga punya masalah sama kita, dan mereka hanya berani memaki kepada orang yang umurnya sepantaran ataupun lebih muda atau lebih rendah derajatnya. Tapi sekarang? orang-orang bahkan sudah berani menghujat Pemimpin, contohnya seperti yang dialami Presiden kita Bapak Jokowi. Dengan seenak jidatnya menggunjing dan memfitnah sesuka hati sendiri. Kalo tuh orang hidup di jaman Pak Harto mungkin yang tersisa tingga raganya doang. Padahal dalam agama kita di haruskan menghormati Pemimpin, bukannya malah Memfitnah dan menggunjing dengan bilang "Halah, pencitraan doang bisanya lu." Bukankah Indonesia ini negara dengan orang-orang yang beragama? Tapi kenapa masih banyak orang-orang yang berkelakuan seperti Tidak Beragama? Sungguh miris negara ini. Ah tidak, lebih tepatnya dunia ini.
Kasus kekejaman Jempol yang cukup menarik juga terjadi pada salah satu Artis Pedangdut dari tanah air, si A. Ngga perlu saya sebut nama lengkapnya pasti udah pada banyak yang tau. Saya disini bersikap netral dan tidak memihak siapapun. Tapi saya cukup kagum melihat si A, begitu banyak orang-orang yang menghujat dirinya, anak, adik, ibu, dan ayahnya selama beberapa tahun belakangan ini di Instagram dan yang menghina kebanyakan dari kalangan perempuan terutama Ibu-Ibu (Maaf, saya disini ngga maksud menjelekkan Ibu-Ibu). Tapi saya prihatin kenapa Ibu-Ibu zaman sekarang begitu sangat peduli dengan hidup orang lain yang gosipnya masih "katanya" dan "Denger-denger". Kalo bilang Katanya doang sih saya juga bisa, nih "katanya Si A udah nikah siri sama suami si B?", "Denger-denger si A habis pergi liburan bareng suami si B ke luar negeri." Dan dengan gampangnya orang-orang percaya dengan omongan modal embel-embel "katanya" dan "denger-denger" seperti diatas.
Balik lagi ke kasus Pak Jokowi, bukan hanya Ibu-ibu, tapi dari kalangan laki-laki juga tidak segan memfitnah dan mencaci maki di kolom komentar. Ada juga yang memanfaatkan meme sebagai media untuk menghina Pemimpin. Well, kalo pemimpin itu terbukti salah besar saya setuju-setuju saja jika pemimpin itu di hina, karena kalo di ingatkan doang mungkin ngga akan mempan kali ya. Tapi jika beliau tidak melakukan kesalahan yang terbukti ke rakyat, kenapa kita harus menghinanya? Dan yang paling bikin saya heran lagi, Pemimpin juga melakukan hal positif masih teteap di hina dan di bilang Pencitraan. Kalo memang pencitraan ya setidaknya beliau mau melakukan hal-hal positif, itupun jika beliau memang pencitraan.
Kalo diliat-liat emang kebanyakan yang kena Cyber Bullying itu Public Figure. Sebenernya masih banyak kasus-kasus yang seperti diatas seperti Ustadzah O dan juga Umi P (Istri Ustadz yang sudah lama meninggal). Saya memang hanya seseorang dari kalangan biasa dan tidak tau apa-apa. Tapi apa salahnya kalo kita ikut mengingatkan untuk mencegah melayangnya nyawa 1 orang karena terkena Cyber Bullying seperti yang terjadi pada Amanda Todd, dia memang bukan Public Figure tapi miris juga ya Cyber Bullying bisa membunuh nyawa orang lain. Semoga dengan tulisan saya ini bisa mengingatkan kalian seemua bahwa kita harus menjaga jempol-jempol kita dari hal-hal yang tidak di inginkan yang bisa mengakibatkan Cyber Bullying dan berakhir menghilangkan 1 nyawa. Naudzubillah! semoga jangan sampai terjadi sama kita-kita semua.